Sssttt… Pria (ternyata) Bisa Kanker Payudara Lho!
Setelah kemarin MediaSehat membahas andropause, yaitu menopause pada kaum pria, kali ini MediaSehat kembali mencoba mengulik tentang penyakit yang -dalam pikiran kita selama ini- hanya menimpa kaum wanita. Kanker Payudara.
Ternyata, walaupun terbilang sangat jarang, kanker payudara ini juga bisa terjadi pada kaum pria. Yah, meski tidak berkembang seperti payudara pada wanita, tetapi kaum pria tetap memiliki |
|||||||||
jaringan-jaringan yang sama dengan payudara wanita. Artinya, mereka pun punya peluang menderita kanker payudara, walaupun peluangnya tergolong kecil, hanya satu diantara 100.000 pria. Peluangnya memang sangat kecil dibandingkan wanita, karena pria memproduksi lebih sedikit hormon estrogen, yaitu hormon wanita yang diketahui menjadi salah satu kontributor terjadinya kanker payudara.
Seperti halnya kaum wanita, resiko terjadinya kanker payudara juga meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Umumnya, kejadian ini terjadi pada usia 60an dan 70an. Hanya ada sedikit sekali kasus yang ekstrem dimana kanker payudara ini terjadi pada pria di bawah usia 35 tahun. Pada kebanyakan kasus kanker payudara yang menimpa pria, para pria tersebut akan mengalami pembesaran payudara yang abnormal. Pembesaran payudara ini bisa disebabkan karena obat-obatan atau hormon, bisa juga karena sindrom Klinefelter, yaitu sindrom kelainan genetika pada pria di mana salah satu ciri penderitanya adalah memiliki payudara yang membesar. Kanker payudara juga bisa disebabkan karena faktor-faktor lain, seperti akibat terpapar radiasi, meningkatnya kadar hormon estrogen yang abnormal, atau juga apabila ada riwayat keluarga sedarah dengan kanker payudara (baik wanita maupun pria). Sekitar 20% penderita kanker payudara pria memiliki keluarga dengan riwayat kanker payudara. Gejala-gejala kanker payudara pada pria sama dengan kanker payudara pada wanita. Payudara terasa ada benjolan lunak, adanya perubahan pada puting, ataupun pendarahan pada puting. Tapi pria sulit melakukan pemeriksaan payudara mandiri untuk mendeteksi, sebagaimana halnya wanita. Hal ini karena jaringan payudara pada pria terlalu sedikit, sehingga sulit untuk dirasakan perbedaannya. Jadi, saat kanker tersebut terdeteksi, misalnya ada pendarahan di puting susu, biasanya sudah sangat terlambat karena kankernya sudah menyebar ke jaringan-jaringan di sekelilingnya. Pemeriksaan kanker payudara pada pria sama dengan cara pemeriksaan kanker payudara pada wanita. Pemeriksaan dengan tehnik biopsi, yaitu dengan mengambil sampel jaringan pada bagian yang dicurigai terkena kanker, lalu diperiksa dengan mikroskop di laboratorium untuk melihat apakah jaringan tersebut terkena kanker. Apabila positif, maka ditindaklanjuti dengan pengobatan, baik itu terapi hormon, radiasi, kemoterapi, sampai dengan operasi. Yang menarik adalah, penderita pria memberikan respon yang lebih baik daripada wanita dalam pengobatan dengan terapi hormon. Jika penyakit ini ditemukan pada stadium awal, misalnya benjolan lunak sudah terasa pada saat pemeriksaan mandiri, maka kesempatan untuk bisa sembuh sangat besar. Jika penyakit kanker terdeteksi, pengobatannya sangat tergantung pada stadium atau tingkat keparahan kanker tersebut, usia penderita, dan juga kondisi kesehatannya secara keseluruhan.
|
Leave a Reply