Ada kandungan berbahaya: Ini dia hasil uji udara Depkes pasca letusan Gunung Kelud

Hasil uji lingkungan udara di Yogyakarta dan Surabaya setelah letusan Gunung Kelud menunjukkan adanya zat-zat tertentu yang sudah di luar ambang batas wajar dan karenanya berbahaya bagi kesehatan. Jika tidak diantisipasi, hal itu akan membawa akibat buruk bagi masyarakat.

penampakan abu vulkanik diperbesar

Penampakan abu vulkanik diperbesar. (Credit: volcanoes.usgs.gov)

Surabaya dan Yogyakarta sama-sama terkena dampak hujan abu pasca letusan Gunung Kelud dan keduanya menjadi sampel uji coba untuk mengetahui situasi lingkungan udara. Pengambilan sample dilakukan Jumat (14/2) malam hari dan pagi ini diperiksa, sebagaimana disampaikan DirJen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan, kata Prof Tjandra Yoga Aditama, dalam siaran pers Sabtu (15/2/2014) seperti dikutip detik.

Uji di Surabaya dilakukan BBTKLPP Surabaya (UPT DitJen P2PL) pada 14 Januari 2014 pukul 07.50-8.50 WIB. Tim melakukan pengujian kualitas udara ambient di Kota Surabaya. Jenis parameter yang diperiksa antara lain Sulfur dioksida (SO2), Karbon monoksida (CO), Nitrogen dioksida (NO2),Oksidan (O3). Debu TSP, Debu PM 10, Timah hitam (Pb), Hidrogen sulfide (H2S),Amonia (NH3), Kebisingan, Suhu, Kelembaban dan Silica.

“Parameter yang melebihi baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 41 / 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara adalah, debu TSP dengan kadar 2146 µg/Nm3 (NAB 230 µg/Nm3),dan debu PM 10 dengan kadar 287 µg/Nm3 (NAB 150 µg/Nm3),” urainya.

Sedang uji yang dilakukan BBTKL DI Yogyakarta (UPT DitJen P2PL) adalah Parameter fisika TDS, kekeruhan, warna Suhu. Parameter kimia: Fluorida (F), Nitrit (NO2-N), pH, Zat Organik (KMnO4)

Menunjukkan hasil dari 6 contoh uji ada 1 contoh uji yang hasilnya sedikit melampaui baku mutu untuk kekeruhan berdasarkan standar PerMenkes RI No. 416 tahun 1990 (hasil pengukuran 27 NTU, nilai baku mutu sesuai PerMenkes RI 26 NTU). ”Dari 6 contoh uji ada 1 contoh uji yang hasilnya sedikit dibawah baku mutu untuk pH (keasaman) berdasarkan standart PerMenkes RI No. 416 tahun 1990 (hasil pengukuran 6,4, sementara baku mutu sesuai PerMenkes RI 6,5 – 9).”

Hasil uji udara di Yogya juga untuk sementara, ditemukan sejumlah kandungan bahan. Analisis terhadap kandungan logam dalam debu, ditemukan kandungan Fe,  Cu, Mn dan Zn. Dan karenanya BBTKL Surabaya dan DI Yogyakarta (sebagai UPT DitJen P2PL) memberikan bantuan 20.000 masker kepada Dinas Kesehatan dan ikut membagikan kepada masyarakat.

Iritasi dan ISPA

Abu vulkanik diketahui bisa menyebabkan iritasi mata, penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), hingga gangguan pada kulit. Kandungan material dari abu yang dimuntahkan juga mengandung S102 atau pasir kuarsa yang biasa digunakan untuk membuat gelas.

Butiran debu vulkanik

Butiran debu vulkanik

Bergerigi tajam:

lebih tajam dari kaca

Bergerigi tajam, lebih tajam dari kaca.

Bandingkan dengan butiran debu biasa:

Ini debu biasa

Bandingkan butiran debu vulkanik yang tajam dengan debu biasa ini. Debu biasa tidak bergerigi.

Mengenai dampak selengkapnya, silakan cek artikel ini..Dan bagaimana cara membersihkannya secara benar, silakan cek artikel ini.

sumber:

http://simomot.com/2014/02/15/ada-kandungan-berbahaya-ini-dia-hasil-uji-udara-depkes-pasca-letusan-gunung-kelud/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *